Minggu, 14 Februari 2016

METODE PEMASANGAN PIPA BAWAH LAUT

Instalasi pipa laut dapat dilakukan dengan kapal pemasang yang khusus. Ada beberapa
metode untuk memasang pipa laut, metode yang paling sering dipakai yaitu S-lay, J-lay
dan reeling. Berdasarkan pada metode tersebut, pipa laut mengalami beban yang berbeda
selama instalasi dari kapal pemasang. Beban-beban tersebut adalah tekanan hidrostatis,
tarikan(tension) dan pembengkokan (buckling). Sebuah analisis instalasi dilakukan untuk
mengestimasi gaya tarik minimum pada pipa untuk kurva radius yang sudah diberikan, untuk
memastikan bahwa efek beban pada pipa ada dalam kriteria desain kekuatan.
Berikut ini merupakan metode atau cara dalam pemasangan pipa bawah laut yang selama ini
dilakukan dalam dunia pipeline, anatara lain :
1.      S-Lay

Perbedaan teknologi dan peralatan telah diadopsi untuk pemasangan pipa di lepas pantai.
Salah satu metode untuk pemasangan pipa yaitu metode S-lay, disebut S-lay karena kurva
pipa yang keluar dari kapal pemasang sampai seabed berbentuk seperti huruf S. Pipeline
difabrikasi di atas kapal dengan satu, dua atau tiga joints. Membutuhkan stinger untuk
mengontrol bending bagian atas dan tensioner untuk mengontrol bagian bawah. Laut yang
lebih dalam membutuhkan stinger yang lebih panjang dan tensioner yang lebih kuat. S-lay
laut dangkal hanya bisa dipakai sampai kedalaman sekitar 300m saja. Untuk yang lebih
dalam lagi, DP S-lay bisa dipakai sampai kedalaman 700m. Kecepatan pasang sekitar 4 – 5
km per hari. Ukuran pipa maksimum yang bisa diinstal adalah 60” OD (Allseas Solitair).

2.      J-Lay


Dalam metode ini, kapal menggunakan sebuah menara sentral, biasanya dikonversi dari kapal
pengeboran, untuk melakukan pengelasan pada posisi vertikal dan peluncuran pipa dari
menara. Pipa dilepaskan dengan cara yang membentuk kelengkungan sagbending,
menghindari overbending, seperti yang ditunjukkan gambar dibawah. Kesulitan terbesar
dalam metode ini adalah untuk melakukan pengelasan vertikal, pengelasan dilakukan hanya
oleh satu section jadi lebih lambat dari S-lay dan untuk mempercepat proses, teknik
pengelasan yang lebih canggih seperti friction welding, electron beam welding atau laser
welding digunakan. Pipa yang akan dipasang mempunyai sudut yang mendekati vertikal
sehingga tidak butuh tensioner. Teknik ini sangat cocok untuk instalasi di laut dalam. Beda
dengan S-lay, J-lay tidak membutuhkan stinger. Kecepatan pasang sekitar 1-1.5 km per hari.
Ukuran pipa maksimum yang bisa diinstal adalah 32” OD (Saipem S-7000). Meskipun
membawa keuntungan dibandingkan dengan metode S-lay untuk perairan dalam. J-Lay
memiliki tingkat produksi yang relatif rendah karena terbatasnya jumlah work station.
Metode J-Lay sangat cocok untuk perairan dalam dan tidak cocok untuk perairan dangkal.

3.      Reel-Lay


Dalam metode ini umumnya pipa yang dinstall adalah pipa berukuran diameter kecil atau
pipa yang fleksibel. Pada instalasi ini dibutuhkan vessel yang memiliki pipe reel dengan
ukuran besar karena pipa tersebut digulung dalam reel ini. Jika pipa ini dinstall secara
horizontal maka akan berbentuk S-Lay namun jika dinstall secara vertikal maka akan
berbentuk J-Lay. Metode ini lebih murah jika dibandingkan dengan metode lain ditinjau dari
sisi waktu dan biaya, namun terbatas untuk pipa dengan ukuran diameter kecil. Semua pipa
dilas di darat dan digulung sampai ukurannya komplit atau sudah mencapai maksimum
kapasitas reel-nya. Tidak semua coating bisa dipakai seperti concrete dan beberapa coating
yang kaku. Tebalnya pipa ditentukan oleh kebutuhan minimum untuk menghindari
ovalisation dan diameter reel atau carousel. Pipa juga menjadi sangat sensitif terhadap
perubahan properti. Bisa dipakai pada kedalaman 100 sampai 1000 meter. Kecepatan pasang
sekitar 14 km per hari. Yang perlu diperhatikan dalam teknik reel lay adalah ovalisation,
residual stress, Bauschinger effect dan fatigue.

4.      Tow or Pull
Metode ini digunakan dengan cara menarik pipa yang sudah disiapkan di darat dan kemudian
ditarik ke tempat instalasi dengan cara ditarik oleh tug boat. Ada 4 jenis tow berdasarkan
posisi pipa terhadap dasar laut: bottom tow, off-bottom tow, controlled depth tow and surface
tow. Selain bottom tow, diperlukan minimal dua buah kapal, satu di depan dan satu di
belakang. Dalam controlled depth tow, kecepatan kapal harus disesuaikan dengan kedalaman
pipa yang diinginkan pada saat towing. Dalam towing lay, semua fabrikasi dikerjakan di
onshore termasuk pemasangan anode dan coating di sambungan. Menarik buat lapangan yang
terletak tidak terlalu jauh dari pantai. Juga cocok untuk aplikasi PIP dan pipe bundle
Adapun dalam metode pemasangan pipa bawah laut, kapal pemasang pipa merupakan hal
yang tak kalah pentingnya, dikarenakan adanya berbagai metode yang digunakan sehingga
mempengaruhi jenis kapal seperti apa yang akan digunakan dalam pemsangan metode atau
cara dalam pemasangan pipa bawah laut. Jenis kapal yang berbeda digunakan untuk
pemasangan pipa laut tergantung pada metode pemasangan dan karakteristik lingkungan
operasi (kedalaman, cuaca, dan lain-lain).
-          Bottom tow

-          Surface toe

-          Mid depth tow

Sumber :



1 komentar: